BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengaruh
pariwisata terhadap sosial budaya masyarakat Bali
dapat dilihat dari berbagai kreativitas seni yang dilakukan oleh masyarakat,
sistem organisasi kemasyarakatan yang dijalankan. Dari unsur seni budaya,
pariwisata dapat mendorong masyarakat untuk menghidupkan kembali seni kebudayan
asli yang sudah hampir terlupakan, dapat menggairahkan perkembangan kebudayaan
asli, serta dapat menumbuhkan kreativitas seni masyarakat yang dapat memperkaya
kasanah budaya Bali. Khusus mengenai
eksistensi seni budaya yang merupakan hasil karya masyarakat Bali
asli yang belum dipengaruhi budaya asing (luar) yang sering diidentifikasikan
sebagai budaya tradisional yang mencerminkan identitas warna lokal (budaya
lokal)
Selain
itu Pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau
penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu Negara, tanpa terkecuali di Indonesia.
Namun demikian pada kenyataannya, pariwisata memiliki spektrum fundamental
pembangunan yang lebih luas bagi suatu negara. Seiring dengan hal tersebut,
menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization)
yang dikutip oleh Spillane (1993), pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap
negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini: (1)Pariwisata sebagai
faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international.
(2)Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi,
jasa-jasa pelayanan lainnya. (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya,
nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi. (4)Pemerataan kesejahtraan yang
diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinnasi. (5)Penghasil
devisa. (6)Pemicu perdagangan international. (7)Pemicu pertumbuhan dan
perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus
yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun, dan (8)Pangsa pasar
bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang, seiring
dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi.
Dunia pariwisata adalah suatu kondisi yang
tak dapat ditolak keberadaannya karena selalu melekat pada manusia. Seringkali
timbul pandangan yang amat dangkal terhadap dunia pariwisata. Pariwisata
dianggap identik dengan penghamburan uang demi suatu tujuan yang tidak berguna.
Ada lagi yang secara negatif melihat pariwisata sebagai bagian dari budaya
hura-hura. Untuk hidup yang lebih baik, manusia hanya perlu keseriusan dan
terus serius menghadapi kehidupan. Namun sebagai sesuatu yang tak tersangkalkan
dari eksistensi manusia dan dunia, kita perlu terutama melihat fungsi dan
tujuan positif dari pariwisata bagi manusia. Tentu saja segala sesuatu ada baik
dan buruknya, namun bagi manusia yang perlu ditinjau adalah aspek positif
sambil meredam dan mengurangi sisi negatif dari sebuah fenomena seperti pariwisata.
Seiring dengan persepsi
pariwisata adalah penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan
ekonomi di suatu Negara, bahkan ikut menggerakkan perekonomian propinsi
berdekatan melalui permintaan produkproduk kebutuhan masyarakat Bali dan wisatawan yang diproduksikan di propinsi
tersebut. Usaha kecil sektor pariwisata adalah usaha-usaha kecil pada setiap
sektor yang mendukung langsung kegiatan kepariwisataan atau perjalanan
wisatawan, yaitu: (1) sector restoran, rumah makan dan warung, (2) hotel non
bintang, angkutan wisatwa, (4) travel biro, (5) money changer, (6) atraksi
budaya dan hiburan lainnya, dan (7) jasa perorangan, rumah tangga lainnya dan
pramuwisata
Berdasarkan pemaparan latar belakang
di atas kajian artikel ini mencoba membahas pengaruh pariwisata terhadap budaya
lokal, lingkungan bisnis, kepribadian, dan kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengaruh
Pariwisata Terhadap Budaya Lokal
Pariwisata adalah perjalanan
dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan
maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan
ilmu (Spillane,1987:21).
Dalam teori evolusionisme
multilinier mengemukan bahwa proses perkembangan berbagai kebudayaan itu
memperlihatkan adanya beberapa proses perkembangan yang sejajar. Kesejajaran itu
terutama nampak pada unsur yang primer sedangkan unsur kebudayaan yang sekunder
tidak nampak perkembangan yang sejajar dan hanya nampak perkembangan yang khas.
Proses perkembanan yang tampak sejajar mengenai beberapa unsur kebudayaan
primer disebabkan oleh karena lingkungan tertentu memaksa terjadinya
perkembangan ke arah tertentu.
Perkembangan pariwisata berpengaruh
positif dan signifikan terhadap budaya lokal, dimana terlihat pada pariwisata dapat
memacu motivasi kreativitas seni para pematung untuk berkarya lebih inovatif
dan lebih variatif sesuai dengan kebutuhan pariwisata dan meningkatnya
persaingan bisnis, Dapat mengetahui budaya dari berbagai negara terutama
melalui berbagai pesanan karya seni selain yang di hasilkan oleh masyarakat
lokal. Dan berpengaruh negatif, yang terlihat pada maysyarakat yang dulunya hidup
sederhana menjadi pola hidup konsumtif, di mana masyarakatnya hampir semua menerapkan
pola hidup mewah dan pola hidup instan dalam mengejar prestise, dan berkurangnya
sifat kebersamaan karena adanya pengaruh budaya barat terutama tuntutan dari
pengerjaan kerajinan modern yang lebih bersifat individual tidak seperti dalam pengerjaan
kerajinan tradisional yang lebih bersifat komunal atau secara berkelompok.
Implementasi
Desa Singapadu adalah salah
satu daerang wisata, yang sebagian besar penduduknya merupakan pengrajin
patung, dimana lama kelamaan perkembangan pariwisata di daerah tersebut berpengaruh
terhadap budaya lokal masyarakat. Dampak positifnya misalkan, dapat memacu
motivasi kreativitas seni para pematung untuk berkarya lebih inovatif dan lebih
variatif sesuai dengan kebutuhan pariwisata dan meningkatnya persaingan bisnis,
dan dapat mengetahui budaya dari berbagai negara terutama melalui berbagai
pesanan karya seni di luar karya seni patung tradisional yang dikerjakan oleh
pematung seperti membuat bentuk-bentuk karya seni abstrak yang berupa patung
dari batu padas dan batu putih. Dan dampak negatifnya terhadap budaya lokal
adalah munculnya budaya (pola hidup) konsumtif, atau terjadinya perubahan pola
hidup dari pola hidup sederhana menjadi pola hidup konsumtif, di mana
masyarakatnya hampir semua menerapkan pola hidup mewah dan pola hidup instan
dalam mengejar prestise. berkurangnya sifat kebersamaan karena adanya pengaruh
budaya barat terutama tuntutan dari pengerjaan patung modern yang lebih
bersifat individual tidak seperti dalam pengerjaan patung tradisional yang
lebih bersifat komunal atau secara berkelompok.
Pengaruh
Pariwisata Terhadap Kepribadian
Kegiatan berwisata pertama-tama dipandang
sebagai salah satu bentuk pemanfaatan waktu luang. Pemanfaatan waktu luang ini
ditujukan untuk menyegarkan dan memantapkan kesehatan jiwa raga. Tenggelam
dalam aktivitas dapat membuat manusia jenuh dan kurang menikmati indahnya
hidup. Saat semua orang berlomba-lomba untuk lebih sibuk dengan karir, hidup
akan terasa membosankan, mekanistis dan pada akhirnya berdampak pada kesehatan
jiwa-raga. Orang akan mudah stres dan tertekan, dan ini punya kaitan erat
dengan baik atau buruknya jiwa seseorang. Kegiatan berwisata merupakan salah
satu solusi yang ditawarkan untuk mengisi hidup bukan hanya dengan hal-hal yang
serius tapi juga dengan selingan-selingan yang menjaga kesehatan dan keutuhan
jiwa-raga.
Oleh
karena dapat disimpulkan bahwa perkembangan pariwisata berpengaruh signifikan
terhadap kepribadian wisatawan, hal ini tercermin dengan melalui kegiatan wisata setiap orang dimungkinkan
untuk menjalin hubungan yang lebih luas. Relasi antar manusia tidak hanya
terbatas pada satu wilayah saja. Dunia wisata membuka peluang bagi manusia
untuk saling mengenal dan belajar. Dalam dunia yang semakin modern dan kompleks
ini, egoisme menjadi gejala yang tak terelakkan. Dunia pariwisata membuka
kemungkinan bagi pendobrakan egoisme manusia modern. Dalam berwisata manusia
dapat belajar untuk terbuka terhadap orang lain dan saling mengakui perbedaan
dan keunikan masing-masing pribadi.
Implementasi
Sebelum melakukan wisata, para wisatwan
hanya mencintai dan membangga kan daerahnya sendiri, namun setelah melakukan
pariwisata memungkinkan para wisatawan tersebut juga akan mencintai daerah
tujuan wisatanya.
Pengaruh
Pariwisata Terhadap Lingkungan Bisnis
Lingkungan ekonomi atau bisnis,
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan psikologis berupa: sandang, pangan, papan,
dan kebutuhan mewah serta berkaitan dengan kebutuhan yang bersifat intrinsik
yaitu: kepuasan, kesenangan, kedamaian. Dengan adanya kedua kebutuhan tersebut,
dalam industri pariwisata yang memiliki kekuatan bisnis mampu mengendalikan
para seniman, para pemilik kios-kios seni, dan para pekerja d bidang pariwisata
lainnya untuk membuat gebrakan baru sesuai dengan kebutuhan pasar. Disatu sisi
pesanan/orderan wisatawan sangat dibutuhkan karena memiliki potensi
menghasilkan pendapatan untuk menopang kebutuhan hidup. Dalam posisi tidak
berdaya para pelaku pariwisata menjadi sangat bergantung pada wisatawan dan mau
mengerjakan apa saja yang menjadi kebutuhan pasar yang dikehendaki wisatawan.
Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa, perkembangan pariwisata berepengaruh signifikan terhadap
lingkungan bisnis masyarakat yang berada di sekitar objek wisata, terlihat pada
dapat menyediakan lapangan kerja baik secara sektoral maupun secara menyeluruh
bagi daerah pariwisata. Dengan semakin berkembangnya pariwisata di suatu
daerah, maka hal itu sejalan bertambahnya lapangan kerja di bidang bisnis
pariwisata di daerah tersebut.
Implementasi
Dengan berkembangnya pariwisata
di suatu daerah, maka demikian halnya dengan berkembangnya lingkungan bisnis di
daerah tersebut. Misalkan, dewasa ini banyaknya masyarakat di daerah tersebut
menjadi pemandu wisata. Sehingga akan meningkatkan taraf hidup masyarakat
daerah pariwisata tersebut.
Pengaruh Pariwisata Terhadap Kewirausahaan
Usaha kecil pariwisata dan
wirausaha di bidang pariwisata memiliki peran strategis dan potensial untuk
dikembangkan serta berperan sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi. Oleh karena
itu, usaha-usaha kecil sektor pariwisata ini sebaiknya terus dikembangkan dan
dibina, baik melalui bantuan permodalan, pelatihan manajemen, maupun bantuan
akses pasar, sehingga semakin berdaya dan profesional.
Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa pariwisata berpengaruh signifikan terhadap kewirausahaan,
terlehat pada pengembangan usaha kecil pada sektor pariwisata, misalnya ‘hotel
non bintang’, ‘restoran, rumah dan warung’ namun harus mengacu pada Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) Bali atau Kabupaten dan Pemerintah Propinsi atau
Kabupaten harus terus-menerus melakukan pengawasan dan menegakkan hukum tanpa
pandang bulu. Jika pengembangannya melanggar RUTR dan tidak ada sanksi terhadap
pelanggarnya, maka cepat atau lambat akan menjadi bumerang bagi perkembangan
kepariwisataan Bali ke depan.
Implementasi
Era globalisasi saat ini,
banyak bermunculan restoran, kios-kios, maupun penginapan sebagai investasi
masyarakat di bidang pariwisata. demikian hanlnya seiring dengan banyak
bermunculan wirausaha di bidang pariwisata, misalnya maraknya pembangunan kios-kios
pribadi di dekat tempat pariwisata.
Kaitan Antara
Pengaruh Pariwisata Terhadap Budaya Lokal, Kepribadian, Lingkungan Bisnis, dan
Kewirausahaan.
Perkembangan pariwisata tidak menampik kemungkinan
akan mempengaruhi budaya lokal masyarakat, kepribadian wisatawan pada
khususnya, perkembangan lingkungan bisnis dan membangkitkan jiwa kewirausahaan
masyarakat di daerah wisata.
Wisatawan melakukan sebuah wisata
untuk sekedar menghibur diri, atau pun melihat kehindahan daerah wisata yang
dituju. Hal ini akan membuka peluang wisatwan untuk saling mengenal daerah
tujuan dan belar untuk mencintai kebudayaan berserta alam daerah tujuan wisata.
Dalam berwisata manusia dapat
belajar untuk terbuka terhadap orang lain dan saling mengakui perbedaan dan
keunikan masing-masing pribadi.
Lain halnya dengan daerah tujuan wisata, kedatangan wisatawan ataupun
perkembangan pariwisata dapat mempengaruhi budaya lokal daerah tujuan wisata.
Misalnya, pariwisata dapat memacu motivasi kreativitas seni para
pematung untuk berkarya lebih inovatif dan lebih variatif sesuai dengan
kebutuhan pariwisata dan meningkatnya persaingan bisnis, Dapat mengetahui
budaya dari berbagai negara terutama melalui berbagai pesanan karya seni selain
yang di hasilkan oleh masyarakat lokal. Dan berpengaruh negatif, yang terlihat
pada masyarakat yang dulunya hidup sederhana menjadi pola hidup konsumtif, di
mana masyarakatnya hampir semua menerapkan pola hidup mewah dan pola hidup
instan dalam mengejar prestise, dan berkurangnya sifat kebersamaan karena
adanya pengaruh budaya barat terutama tuntutan dari pengerjaan kerajinan modern
yang lebih bersifat individual tidak seperti dalam pengerjaan kerajinan tradisional
yang lebih bersifat komunal atau secara berkelompok.
Selain dapat mempengaruhi
budaya local serta kepribadian wisatawan pada khusunya, pariwisata juga dapat
mempengaruhi berkembangnya kewirausahaan yang sejalan dengan berkembangnya
lingkungan bisnis masyarakat daerah tujuan wisata. Dengan berkembangnya
pariwisata di suatu daerah, maka akan meningkatkan munculnya jiwa kewirausahaan
di daerah tersebut, misalkan membuka kios-kios atau pun menjadi pemandu wisata.
Hal ini sejalan meningkatkan pertumbuhan lingkungan bisnis, dan pada akhirnya
akan meningkatkan taraf hidup masyarakat daerah tujuan wisata tersebut.